SEDIH KARENA EMOSI TIDAK TERKENDALI MENGHADAPI ANAK
_
#RuangBerbagi_
*SEDIH KARENA EMOSI TIDAK TERKENDALI MENGHADAPI ANAK*
By. M. Nadhif Khalyani
*Pertanyaan :*
_Assalamu'alaikum._ Ustadz, izin bertanya ust. Bagaimana cara agar bisa bersabar seutuhnya dlm menghadapi anak2 ust? Setiap hari bertekad utk menjadi lebih lembut dalam tutur dan sikap tp sering pula gagal dlm kenyataannya.
Tetap saja saya masih jengkel ketika anak berulah. Masih susah utk sabar ketika dihadapkan dg tingkah anak2 yg padahal hrsnya bisa dihadapi dg penuh rasa bahagia.
Kenapa ya ust? _Kenapa masih mendidik anak sya spt saya dididik oleh ortu dulu._ Padahal tdk ada lg hal apapun yg mengganjal dihati terhdp ortu selain rasa syg dan rasa syukur menjadi bagian dr mereka.
Apa yg mesti saya lalukan ust biar kelembutan itu menjadi karakter yg kuat dlm diri sy bukan mood2an? Yg sabar itu menjadi tak berbatas biar dpt pahala tnp batas? Biar menjadi ibu yg tidak menorehkan luka dalam masa pengasuhan dan pendidikan anak2? 🥹🙏🏻🙏🏻
*Jawaban :*
_Wa'alaykumussalam_
Ngapunten bu. Ini salah konsep.
_Bagaimana cara sy bersabar, bagaimana cara mengendalikan diri?_
Kalimat ini justru akan menjebak kita. Krn asal muasal dari kalimat tsb adalah _hal negatif yang menjadi *pusat perhatian*_
Paham maksudnya?
Semakin kita fokus ke hal tsb, semakin sulit lepas, karena kita berhadapan dg 2 fakta diri kita : _pertama_ memori negatif yg blm selesai, _kedua_ fakta tentang anak-anak berulah setiap hari.
Rata-rata, para ibu dan ayah akan berpikir gimana caranya bisa sabar.
Hal ini justru membuat lelah. Karena kita akan menyalahkan diri sendiri saat tdk sabar.
Juga, menyalahkan diri sendiri saat anak semakin nakal, atau semakin tidak terkendali.
Yang benar adalah _BAGAIMANA CARANYA AGAR TETAP BERSYUKUR, SELALU MENDOAKAN KEBAIKAN, DAN MENGUNDANG RAHMAT ALLOH?_ dalam kondisi yang tidak ideal, menurut kita.
Rahmat Alloh, syukur, doa tetap bisa kita lakukan dalam segala keadaan.
Sadarilah bahwa, biasanya Doa justru semakin kuat saat kondisi tidak ideal. Ini hal besar yang terlewatkan.
Dan satu hal terpenting : masa depan anak tidak hanya ditentukan oleh kalem dan sabarnya kita saat mendidiknya.
Tetapi yang menentukan adalah rahmat Alloh yang hadir untuk mereka
Jadi jangan terlalu fokus berupaya _"berdamai dg diri sendiri",_ jangan fokus pada _"menundukkan emosi"._
Tetapi fokuslah melipatgandakan amal sholeh, doa, bersyukur kepada Alloh.
Marah boleh masih ada, tetapi lipatgandakan doa untuk anak-anak. Sebut nama mereka dalam doa jauh lebih banyak
Sedih boleh masih ada, tp tambahkan sedekah, sholat malam dst.
Suatu saat nanti ibu akan lihat, anak-anak tumbuh dengan baik, in syaa Alloh. Meskipun kita punya banyak kekurangan
_Kok bisa?_
Karena yang punya hidayah dan rahmat bukan kita, tetapi Alloh yang maha sempurna.
Dan rahmat itu tetap bisa hadir, meskipun kita punya banyak kelemahan diri.
Ingatlah, jangan sampai batin kita berburuk sangka bahwa rahmat Alloh tidak bisa "menjangkau" anak-anak.
Rahmat Alloh luas...
Bismillah.
Semangat, semoga Alloh mudahkan
-----
Artikel boleh disebarkan atau ajak keluarga untuk bergabung di grup QERM #3.
Berikut ini link-nya :
https://chat.whatsapp.com/KmDBxhaamVDBrt5d9cbfWh
Komentar
Posting Komentar