HILANG RASA
_#Qur'anicEmotionalRelease_
*"HILANG RASA"*
_Untuk "Hati Yang Retak"_
By M. Nadhif Khalyani
Yang pertama kali hilang dari hati yang retak bukanlah kesetiaan. Ia akan tetap mampu bertahan atas perlakuan buruk.
Juga bukan persahabatan yang pergi dari hati yang retak. Karenanya, ia tetap akan bisa bersikap santun kepadamu.
Juga bukan pengorbanan yang akan hilang darinya, karenanya ia bisa memilih menanggung semua beban.
Juga bukan amal kebaikan yang hilang, karenanya ia kadang memilih berjuang untuk memaafkan, lalu bertahan sepanjang hidupnya. Bahkan terus menerus memilih berbuat baik dalam kondisi berat.
Karena memang bukan itu yang hilang dalam hatinya.
Tetapi, _sesungguhnya yang akan hilang pertama kali dari hati yang "retak"_ adalah *rasa.*
Engkau tidak akan mampu mencegahnya untuk pergi.
Tidak ada yang bisa menghalanginya, kecuali Rabb, sang penciptanya.
Wahai yang telah membuat retaknya hati....
Engkau _tak akan bisa mengembalikannya seketika,_ sesaat setelah permintaan maaf.
Engkau *tidak akan bisa menenangkannya* dengan _setumpuk alasan._
Engkau juga *tidak akan bisa memaksanya untuk sama seperti dahulu.*
Tidak ada yang bisa engkau lakukan. Selain, menampakkan kesungguhan taubat dan perubahan sikap.
Karena, hanya itu obat yang bisa menutup retaknya hati.
Tetapi hati yang retak sudah tidak membutuhkannya lagi. Ia punya sesuatu yang lebih berharga.
Dalam celah retaknya hati, seringkali _ada cahaya yang datang_
Maka tiba-tiba ia akan mudah menyebut asmaNYA, jiwanya teduh dengan munajat, sajadahnya basah oleh air mata, lisannya tidak berhenti mengadu kepadaNYA.
Ia tidak lagi ingin menyebut namamu, karena ada yang lebih agung untuknya
Hati yang retak memang menanggung kesedihan. Ia perlu berjuang untuk mengurainya, namun ujungnya adalah pahala, jika ia bisa bersikap benar.
Itulah "cahaya Rabbani" yang sering muncul dalam retaknya hati. Maka ia pasti mampu bertahan, dengan cahaya itu.
Berbeda dengan hati yang gelap oleh noda.
Hati yang gelap itu larut dalam kesalahan dan kedholiman
Cahaya tak nampak, sulit membedakan benar dan salah, larut dalam dosa, merasa benar dalam kemaksiatan, tunduk oleh nafsu dan alibi, merasa aman padahal sedang terancam bahaya kemurkaan Alloh, merasa benar saat melakukan kedholiman, merasa punya alasan untuk menyakiti.
Ia tidak sadar gelapnya hati itu menutup pintu rahmat. Maka, tidak akan pernah ada kebaikan yang terasa setelahnya
Hati yang gelap itu lebih rumit dari hati yang retak. Ia perlu berjuang "memastikan" mendapatkan ampunan hingga akhir hayatnya.
Itupun belum tentu selesai, jika orang yang didzalimi menuntutnya di hari pembalasan.
Kedua hati ini sangat membutuhkan RahmatNYA, agar kesedihan terobati, atau kesalahan terampunkan.
Semoga Alloh berikan taufiq untuk kedua hati ini.
Aamiin.
Komentar
Posting Komentar