KETIKA PILIHAN SUDAH TIDAK ADA, KECUALI… _JALANI…_

 *KETIKA PILIHAN SUDAH TIDAK ADA, KECUALI… _JALANI…_*


(Serial Spiritual Healing In Haramain, Oktober 2023)


Bagian 2


By _M. Nadhif Khalyani_



Makkah, sebuah lembah tak berpenghuni.


Ke sanalah beliau bertiga melangkahkan kaki. Dari Syam menuju lembah yang diberkahi itu. 


Nabi Ibrahim membawa sang istri, Ibunda Hajar, serta Ismail kecil yang masih disusui itu, harus menempuh jarak tak kurang dari 1.500 km. 


Perjalanan melelahkan ini bukan berujung di tempat yang indah untuk istirahat, bukan pula negeri yang ramai penuh sesak orang lalu lalang. 


Ibnu Katsir, menyebutkan, kala itu Makkah sepi, tidak dihuni seorang pun, juga tidak ada air dan tanaman disana.*¹*


Tetapi, dari sejak awal, beliau bertiga menuju lembah itu memang bukan untuk mencari air, bukan pula untuk bertemu banyak orang. 


Tetapi mereka sedang berjalan menuju lembah yang diberkahi. Lembah yang berkah itulah yang mereka tuju.


Perintah itu ternyata belum berakhir...


Ada perintah kedua, yakni _Alloh memerintahkan Nabi Ibrahim meningggalkan Istri dan anaknya di lembah sepi itu._


Beliau kemudian meletakkan keduanya dan meninggalkan keduanya disana, di sebuah pohon besar, dengan sekantung perbekalan berisi kurma dan kantung air.*²*


Awalnya, Ibunda Hajar tidak menyadari adanya perintah ini. Atau Nabi Ibrahim belum menyampaikan hal ini sepanjang perjalanan. 


Atau, entah karena sebab apa, yang jelas, dialog tentang meninggalkan Ibunda Hajar dan Ismail, hanya terjadi setelah beliau berdua sampai di lembah itu. 


Imam Qurthubi menyampaikan …


Nabi Ibrahim kemudian pergi dan diikuti oleh Ibunda Hajar seraya berkata, _"Wahai Ibrahim" kamu hendak pergi kemana dan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada orang dan sesuatu apa pun di dalamnya?"_*³*


Anda bisa bayangkan apa yang sedang berkecamuk dalam batin beliau dalam pertanyaan itu?


Kalimat dari Ibnu Abbas berikut ini mungkin bisa menggambarkan lebih jauh suasana batin Ibunda Hajar saat bertanya kepada Nabi Ibrahim, _pertanyaan yang sebenarnya tidak ada jawabannya…_


Ibunda Hajar mengikuti Nabi Ibrahim dan berkata, _"Pada apa kau gantungkan kami?"_


 _"Apakah kau gantungkan kami pada makanan?"_


 _"Apakah kau gantungkan kami pada minuman?"_*⁴*


Ibunda Hajar mengulang-ulang pertanyaan itu…, akan tetapi Nabi Ibrahim tidak menoleh kepadanya.*⁵*


Lalu Ibunda Hajar berkata kepadanya, _"Apakah Allah memerintahkan kepadamu hal ini?"_


Nabi Ibrahim menjawab, _"Iya."_


Ibunda Hajar berkata lagi, _"Kalau begitu ,Allah tidak akan menyia-nyiakan kami."_*⁶*


Hmmmm…


Situasi sulit itu, tidak hanya berat untuk dijalani, bahkan kadang juga sulit untuk dimengerti mengapa bisa terjadi dan seperti apa ujungnya…


Juga, situasi sulit itu selalu disertai pula suasana batin yang rumit untuk dijelaskan.


_Maka Ibunda Hajar pun pergi (kembali ke tempatnya)._


_Sedangkan Nabi Ibrahim berangkat…_


_Hingga ketika tiba di suatu jalan di sebuah bukit, yang membuatnya tidak terlihat lagi,…_


_Dia menghadapkan wajahnya ke Baitullah (tempat dimana beliau meninggalkan keduanya)...dan berdoa..._*⁷*

 

Beliau berdua harus berpisah… dengan perasaannya masing-masing… menghadapi dan menjalani takdir yang tidak bisa diterka…


Dibalik bukit, Nabi Ibrahim menatap lembah itu,… seraya berdoa dengan doa yang terkabul hingga akhir zaman … 


Kemudian, beliau harus terus melangkah, dan melangkah…


Sementara, Ibunda Hajar terduduk ditempatnya bersama Ismail yang masih menyusu…


Perlahan perbekalan menipis..air habis dan kurma pun habis… tak ada seorangpun…


Beliau harus melewati teriknya siang dan gelapnya malam dalam kesendirian...


Sepi...sunyi...


*Bersambung……*


Referensi :


(1) Ibnu Katsir, Qashashul Anbiya : 251, 

(2, 3, 5, 7) Tafsir Qurthubi, Surah Ibrahim 37, 

(4) Tafsir Ath Thabari, Surah Ibrahim 37


——————

Spiritual Healing in Haramain Okt 2023


Umroh Plus Healing Program QERM



Komentar

Postingan populer dari blog ini

113 ciri gangguan jin Muslimah harus tau, Ciri ciri gangguan jin dan kejiwaan

TANDA-TANDA RUMAH KITA ADA JIN

membenahi" situasi dan keadaan anak :