KALAU SAYA IJIN, DILARANG OLEH SUAMI, TAPI KALAU TIDAK IJIN KENA MARAH...SAYA HARUS GIMANA?*
#RuangBerbagi
*KALAU SAYA IJIN, DILARANG OLEH SUAMI, TAPI KALAU TIDAK IJIN KENA MARAH...SAYA HARUS GIMANA?*
By. M. Nadhif Khalyani
Assalamu'alaikum
Ustadz mau bertanya, jika istri keluar harus ijin suami, tetapi kalau istri tdk ijin dikatakan istri nusyuz, dan melanggar perintah Alloh untuk taat pada suami, sedangkan suami tidak ridho klou istri keluar tidak ijin, padahal yg dlakukan istri kebaikan-kebaikan seperti baksos dll.
Karena istri takut suami marah, istri gak berani bilang kalau sdh melanggar perintahnya untuk ijin. tetapi setelahnya istri bertaubat kepada Alloh mohon ampun hanya kepada Alloh. tetapi kepada suami tidak, karena takut suami marah.
yg ana tanyakan :
1,apakah selama istri tidak jujur kepada suaminya, istri itu mendapat laknat dari Alloh setiap harinya ustadz,,kecuali istri sudah jujur dan mengakui kesalahannya kepada suami, klou suami memaafkan, laknat Alloh untuk istri berhenti,,betulkah begitu ustadz?
2. dan selama kebaikan-kebaikan yg dilakukan istri kalau tdk ijin suami, pahala2 yg dilakukan istri selama melakukan kebaikan itu untuk suami? dan istri malah mendapat dosanya?
Mohon pencerahannya ustadz?🙏
*Jawaban :*
Kita tinggalkan sementara tema boleh dan tidak boleh, dosa atau tidak dst.
Coba fokus ke motivasi dalam amal.
Yg kita cari dari setiap amal adalah ridho Alloh. Jika keridhoan Alloh telah datang, maka pasti kebaikan dunia dan akhirat. Rahmat, berkah, ampunan, jalan keluar, anak yg shalih, rizki yg berkah dll itu semua kaitannya dg ridho Alloh pd hamba. Maka mengejar ridho Alloh itu lah yg paling utama.
Tp pertanyaannya, seberapa besar keinginan kita mendapatkan ridho itu?
Konsekuensi dari keinginan mengejar ridho Alloh adalah, kita mau menundukkan keinginan lainnya.
Apa yang Alloh perintahkan, itulah yg Alloh ridhoi
Apa yang Alloh larang maka itulah yg Alloh tidak sukai.
Apa yg diwajibkanNYA maka itu yg paling diridhoi. Apa yg diharamkan, itu yg paling dibenci.
Antara yang sunnah dan wajib, maka otomatis yang wajiblah yg paling dekat dg ridho Alloh.
Pahami dl pelan2 kalimat diatas.....
Setelah itu letakkan semua hal, semua tindakan, semua pilihan dg kerangka pemahaman tsb.
Maka para ulama menetapkan misalnya, saat suami tidak mengijinkan istri puasa sunnah, maka istri wajib taat.
Mungkin istri berpikir : ibadah kok dilarang, knp ga sesekali ijinkan istri puasa sunnah dst...
Logika ini tidak sinkron dg penjelasan awal diatas. Jika yg kita buru adalah Ridho Alloh, maka yang paling dekat dg ridho Alloh adalah yg wajib. Itu sebabnya akhirnya istri tdk diperbolehkan puasa sunnah jika suami tdk mengijinkan. Krn justru saat istri mengikuti perintah suami itulah yang menyebabkan turunnya ridho Alloh.
Nah akhirnya yg perlu benar-benar kita renungkan adalah seberapa besar keinginan kita untuk mendapatkan Alloh...
Jika keinginan thd ridho Alloh benar2 memenuhi hati, maka ego akan tunduk, kepuasan pribadi dikalahkan, keinginan utk aktualisasi diri akan menyesuaikan dst.
Alloh telah menakdirkan syurga bagi istri ada dibalik punggung suaminya. Selama keinginannya bukan hal-hal yg melanggar perintah Alloh, maka dahulukan, krn mungkin itu akan jadi amal terbaik para istri utk membuka pintu syurga.
Mari dibaca berulang-ulang tulisan ini dan direnungkan.
Wallohua'lam
Komentar
Posting Komentar