Cara Nabi Menyelamatkan Anak Yang Sedang “Bermasalah

 *Cara Nabi Menyelamatkan Anak Yang Sedang “Bermasalah”*


By _M. Nadhif Khalyani_


Pernahkah kita mengalami kepanikan karena anak kita sedang menghadapi problem berat dan kita tak mampu berbuat apa-apa? 


Anak harus kost diluar kota, sakit tapi tidak ada yang merawat, menghadapi masalah besar sendirian.


Atau...

Ananda jatuh pada pergaulan yang tidak baik, jarang pulang ke rumah, dinasihati malah marah, menjauh, lalu kita spt tidak bisa berbuat apa-apa?


Ingin ananda selalu terjaga meskipun kita tidak bersamanya? 


Ingin Ananda kembali dalam keadaan selamat, terbebas dari kesulitan dan keburukan?


Mari kita cermati hadits berikut ini. Hadits ini disebutkan oleh Imam Qurthubi dan juga Ibnu Katsir, saat beliau berdua menjelaskan Surah Ath Thalaq ayat 2-3


Artinya: _“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rizki dari arah yang tidak disangka-sangkanya_


Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah : 


_ayat ini diturunkan tentang Auf bin Malik Al Asyja' i, saat kaum musyrikin menawan anaknya yang bernana Salim._


Auf bin Abdullah AI Asyja'i kemudian datang kepada Rasulullah dan mengadukan kesusahannya kepada beliau. 


Dia berkata,

_"Sesungguhnya musuh telah *menawan anakku, sementara ibunya bersedih.*_


“Apa yang engkau perintahkan kapadaku?."


Beliau menjawab, _*"Bertaqwalah engkau kepada Allah dan bersabarlah.*_


Aku memerintahkan *padamu dan juga istrimu agar banyak membaca* : _La Haula walaa quwwata illa billah (tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah)."_


Auf kemudian kembali ke rumahnya dan berkata kepada istrinya,


 “Sesungguhnya Rasulullah SAW memerintahkan *aku dan juga kepadamu* untuk banyak membaca... _Laa Haula walaa Quwwata illa billah (tidak ada daya dan kekuatan keouali karena Allah)."_


Istrinya pun berkomentar, "Itu adalah sebaik-baik apa yang diperintahkan kepada kita." 


Keduanya kemudian membaca kalimat itu, sehingga musuh pun menjadi lalai akan anaknya, lalu anaknya menuntun domba-domba mereka dan membawanya kepada ayahnya. _Domba-domba itu berjumlah empat ribu ekor._ Setelah itu turunlah ayat ini. Nabi kemudian memberikan domba-domba itu kepadanya.


Dalam riwayat yang disebutkan Ibnu Katsir ada tambahan bahwa Auf bin Malik Al Asyja’i dalam *kondisi miskin saat musibah ini terjadi.*


Apa yang bisa kita cermati dari hadits ini?


*Pertama,* Orang Tua tetap bisa menjadi jalan keluar bagi anaknya. Sampai kapanpun orang tua adalah salah satu jalan keluar menakjubkan, bagi anak, saat ia menghadapi kesulitan. Doanya benar-benar mustajab untuknya.


*Kedua.* Nabi memerintahkan untuk bertaqwa dan bersabar kepada Auf Bin Malik dan Istrinya. Maka sebenarnya orang yang harus berikhtiar lebih adalah orang tua itu sendiri. Bukan orang lain. 


Bahkan dalam hadits ini, Nabi tidak mendoakan secara langsung, namun mengajarkan kepada sang ayah dan ibu.


Ketaqwaan adalah jalan keluar. Taqwa itu membuka pintu-pintu jalan keluar lebih banyak dan tidak pernah diduga. 


*Ketiga,* Nabi mengajarkan untuk membaca Hauqalah sebanyak-banyaknya. Secara umum kalimat Hauqalah bermakna kepasrahan, kesadaran atas kelemahan diri


Maka setelah itu sang anak kembali dalam keadaan selamat dan membawa harta yang banyak.


Bagi kita yang saat ini panik, rumit dan lelah, maka sejenak kita teladanilah kisah Auf bin Malik. 


Saat orang tua memperbaiki ketaqwaan dihadapan Alloh, menyempurnakan sabarnya dan berserah diri kepada Alloh (dengan yakin membaca hauqalah), maka _in syaa Alloh,_ Alloh buka-kan pintu-pintu jalan keluar yang tidak pernah disangka.


Ayah dan Bunda… 


Jangan Ragu dengan DOAMU, karena Nabi telah menjamin doa orang tua untuk anaknya akan dikabulkan.


Selalu ada harapan dan jalan keluar dengan taqwa, in syaa Alloh, karena Alloh-lah yang Maha Menguasai setiap urusan.


Wallohua’lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

113 ciri gangguan jin Muslimah harus tau, Ciri ciri gangguan jin dan kejiwaan

TANDA-TANDA RUMAH KITA ADA JIN

membenahi" situasi dan keadaan anak :