AYAH SALAH VS ANAK KELIRU*
*#RuangBerbagi*
*#LukaPengasuhan*3
*AYAH SALAH VS ANAK KELIRU*
Pertanyaan :
Ustadz, saya masih ingat semua keburukan ayah kepada kami, saya, dan ibu. Sikap buruknya keterlaluan, ibu pernah sampai berdarah bibirnya karena ditampar oleh ayah. Saya belum bisa ikhlas memaafkan, saya jadi tidak terlalu peduli dengan ayah. Apa yang harus saya lakukan?
Jawaban :
Banyak orang tua tidak menyadari efek buruk dari perlakuannya kepada anak dan istrinya.
Ia mungkin menyangka dengan meminta maaf maka urusan seketika selesai. Faktanya kebanyakan tidak demikian yang terjadi.
Karena, bekas perlakukan buruk tersebut akan terus terngiang-ngiang dalam pikiran anak. Perlu usaha keras dari anak atau orang yang mendapat perlakuan buruk itu, untuk benar-benar berlapang dada pada ayahnya. Hal ini perlu jadi renungan bagi para ayah.
Namun, disisi lain, anak juga tidak bisa terus menerus menyalahkan ayahnya. Atau membalasnya dengan perlakuan buruk, meskipun hanya dengan doa.
Perlu direnungkan oleh anak, bahwa jika ia tidak berupaya membersihkan batinnya dan melatih dengan sikap baik, maka kebenciannya kepada ayahnya akan terus ada, dan itu akan merugikan dirinya sendiri.
Tidak ada manfaatnya lagi menyalahkan keadaan dan masa lalu.
Anak harus melangkah, karena kehidupannya masih panjang.
Sikap yang paling maslahat bagi anak adalah dengan belajar tetap bersikap baik, dan tidak mengambil langkah yang salah. Apapun kondisinya.
Ia harus berlatih tidak membalas keburukan dengan keburukan.
Dengan membiasakan bersikap baik ini, anak terhindar dari melakukan keburukan yang sama, di kemudian hari.
Jika kita membalas setiap keburukan dengan keburukan, dan terus menerus seperti itu cara bersikap kita, maka sikap itu justru semakin melekat, seperti menjadi karakter kita.
Apa yang kita biasakan maka itulah yang akan tumbuh bahkan bisa lebih.
Sebagaimana para ulama menjelaskan bahwa, setiap keburukan itu akan mengundang keburukan lainnya.
Begitu pula kebaikan, ia akan mengundang kebaikan lainnya.
Maka teruslah melakukan hal yang baik agar cerita keburukan “tidak berulang”, dan terputus “mata rantainya”.
Teruslah beramal dan memohon taufik Alloh, tanpa menyalahkan keadaan dan masa lalu.
Wallohua'lam
Note :
*Berbagi story....*
Jika diantara antum ingin menceritakan pengalaman pribadi, problem, pertanyaan atau konsultasi, silahkan japri ke nomer pribadi sy ini.
Tp mohon tidak menggunakan Voice Note, silahkan ditulis dalam chat.
Komentar
Posting Komentar