ANAKKU MEMBENCIKU
*#RuangBerbagi*
*#LukaPengasuhan*
*ANAKKU MEMBENCIKU*
_Kasus 5_
By M. Nadhif Khalyani
*Pertanyaan :*
Ustadz, saat ini anak saya usia SMP. Dia sangat membenci saya. Saya sadar semua ini karena kesalahan saya di masa lalu.
Saat ini saya sulit mengendalikannya, susah diatur.
Saya sedih, dan sadar ini semua salah saya. Mohon doanya ustadz.
*Jawaban :*
Semoga Alloh senantiasa limpahkan kebaikan kepada bapak dan ananda.
1 hal yang patut disyukuri adalah, Alloh jadikan kita bisa menyadari apa yang salah di masa lalu. Itu jauh lebih berharga dari apapun. Karena tidak mungkin orang bisa lebih baik, kecuali dia sadar atas kesalahan dirinya.
Maka saat kesadaran itu hadir, itu artinya jalan keluar mulai dibukakan.
Dalam semua hal begitu. Kesadaran itu titik awal yang mengubah keadaan.
Hanya saja perlu kesabaran setelahnya.
Pelajaran berharga bagi kita semua, bahwa sikap kita pada anak, memang direkam dalam ingatan mereka. Persoalannya, anak-anak belum memilik cukup ilmu untuk mengambil hikmah. Belum cukup ilmu untuk melihat orang tua dengan cara berbeda. Ia belum punya kendali diri seperti orang dewasa.
Menjaga perasaan orang tua, mau merendah, itu hanya terjadi pada orang yang sudah punya bekal ilmu. Sedangkan pada anak-anak, hal itu belum memadai. Itu sebabnya kebencian menjadi memuncak saat ia merasakan keburukan.
Memori buruk itu bisa dihapus dengan menghadirkan memori baik.
Kebaikan itu menghapuskan keburukan.
Diantara orang sholeh terdahulu mengatakan _"manusia itu budaknya kebaikan"._ Artinya manusia itu hatinya tunduk oleh kebaikan-kebaikan.
_Manusia akan tunduk pada siapapun yang ia rasakan kebaikannya._
Maka, tetaplah berusaha untuk menjadi ayah yang baik, sabarlah untuk mendekati, mengalah dan terus bersikap baik.
Kita ditakdirkan menjadi orang tua, itu tanda bahwa kita "dibekali" kesabaran melebihi anak kita.
Hanya orang tua yang sanggup bersabar atas keburukan anak.
Untuk kesekian kalinya, orang tua perlu mengalah dan merendah demi menundukkan hati ananda yang sedang bergemuruh.
Jangan bicarakan benar dan salah terlebih dahulu. Karena ia belum mampu memahaminya.
Jangan bicara permakluman, karena ia belum mengerti hal itu.
Jiwa yang bergemuruh perlu ditenangkan dengan jiwa yang lapang dari orang tuanya.
Saya meyakini hubungan orang tua dan anak adalah hubungan paling kuat.
Sehingga, sebenarnya tidak ada anak yang benar-benar membenci orang tuanya.
Yang ada "hanyalah", _ia punya harapan yang tidak mampu ia ungkapkan._
Maka pelan-pelan wujudkan harapannya, dan mendekatlah.
Alloh yang memegang hati setiap hamba. Alloh yang melembutkan. Alloh yang menjauhkan atau mendekatkan.
Bangunlah di malam hari, sebut namanya dalam doa, dekap setiap selesai sholat meskipun ia nampak "dingin". Teruskan.
Hati pasti tunduk dengan kebaikan.
Semoga Alloh berkahi setiap ikhtiar yang bapak lakukan. Aamiin
-----
Note : Bagi yang ingin berbagi cerita, silahkan japri di nomer pribadi saya 087860109850.
Komentar
Posting Komentar