Lelah merawat orang tua
*"LELAH" MERAWAT ORANG TUA?"*
(Sharing Dari Alumni)
By M. Nadhif Khalyani.
Tidak sedikit yang "pusing" merawat orang tuanya yang sudah sepuh. Hidup bersama orang tua yang sudah lanjut usia, memang banyak liku-likunya. Sehingga terkadang tidak sedikit yang menganggapnya beban, mengatakan orang tuanya "berulah", "nggudo" kata orang jawa, atau keluh kesah lainnya.
Namun tidak sedikit pula yang mampu melaluinya dengan baik, bahkan menganggapnya sbg kemuliaan, kesempatan langka untuk beramal.
Termasuk pada beliau ini. Beliau adalah alumni kelas Qerm.
Hari ini beliau bertutur tentang perjalanan spiritualnya mendampingi ibunda yang telah lanjut usia.
-----------
Ini adalah kisah nyata Ibunda sy yg tinggal serumah dgn sy, semoga dapat menginspirasi dan memberikan hikmah pd kita semua.
Ibu sy sdh sepuh. Tinggal sendirian di rumah sepeninggal Ayah kami membuat kami anak²nya khawatir dgn kondisinya. Sy menawarkan diri utk merawat Ibu kami, dan disetujui oleh anak² yg lain.
Awalnya sy senang Ibu berada dalam perawatan sy. Segala kebutuhannya sy penuhi. Uang pensiunnya dan pensiun ayah kami setiap bulan utuh diterimanya.
Tp dengan berjalannya waktu, Ibu kami semakin menua dan mengalami demensia. Entah sudah berapa kali api menyala di kompor tanpa ada masakan di atasnya ketika sy meninggalkan rmh. Begitu pula kucuran air kran yg mengalir terbuang percuma selama bbrp jam.
Sy sdh menawarkan Ibu utk mempunyai ART sebagai teman Ibu di rumah di kala sy keluar. Tp Ibu menolak dgn alasan kalau ada ART di rmh nanti kerjanya tidak sesuai dgn kehendaknya. Piring dan gelas yg kurang bersih pasti akan dibersihkan Ibu kembali. Demikian juga pakaian yg kurang rapi, akan dirapikan kembali. Belum lagi omelan² ibu.
Sy memahaminya, krn mmg sejak dulu Ibu selalu seperti itu. Kehadiran Ibu seminggu di rmh sy, dapat membuat berhenti pembantu yg sdh kerja di rmh sy lebih dari setahun.
Sy tdk bisa apa² selain mengelus dada dan bersabar.
Sekarang beliau tinggal bersama sy dengan keadaan yg lbh buruk krn proses tuanya. Sering menuduh perbuatan yg tdk kami lakukan, yg tdk lain itu adalah perbuatan beliau sendiri. Dan masih banyak lagi.
Astaghfirullah 😔
Dalam kondisi sehat lahir batin, kami msh bisa menerima perbuatan Ibu. Demikian juga anak² kami. Tp ketika lelah mendera, pikiran stres thd berbagai hal, disitulah syaithan berbisik kpd kami utk memikirkan bgmn cara agar Ibu tdk tinggal bersama kami lagi.
Akhirnya sy ceritakan kpd saudara² sy ttg Ibu dan proses menuanya. Mereka keberatan jika harus bergantian merawat Ibu di rmh mrk, krn kondisi yg tdk memungkinkan.
Kembali sy pasrah dgn keadaan ini. Tapi dipuncak kelelahan kami, syaithan kembali menggoda kami yg sdh lelah dgn kata² :
"Berdo'alah agar Ibumu tdk panjang umur".
Sy pun mengikuti ajakan syaithan berdo'a spt itu. Beberapa kali.😭
Tp spt ada penolakan dr sisi hati lain, bhw do'a ini tdk benar.
Sampai akhirnya Allah pertemukan kembali sy dgn Ust Nadhif di Halaqoh Langit Ramadhan bersama Ust Daus yg membahas bhw *berbakti pada orang tua itu wajib, tanpa melihat bgmn orang tua dulu memperlakukan kita*.
Jadi kita berbakti pd orang tua, itu karena Allah yg perintahkan. Dzat Yang Maha Agung. Dan kesabaran kita merawat dan mengasihi beliau insyaa Allah mjd timbangan amal kebajikan di sisi Allah.
_Alloh "titipkan" orang tua di rumah kita, karena mgkn Alloh hendak menyediakan amal terbaik, amal tercepat pembuka pintu syurga, yang mgkn tdk bs kita buka dg amal biasa_
Rabbii...
Betapa beruntungnya sy diberi kesempatan utk merawat Ibu bagaimanapun kondisinya. Karena apa yg telah dilakukan Ibu pd masa lalu kpd sy, itu jauh lbh besar dibandingkan dgn apa yg telah sy lakukan terhadapnya.
Allahu Rabbi...
Berikan kami kekuatan dan kesabaran dalam merawat Ibu kami, agar apa yg kami lakukan thd Ibu kami dapat mjd amal kebajikan utk kami.
Ampuni kami Yaa Allah..
Astaghfirullah wa atuubu ilaih
Jazaakumullahu khair Ust Nadhif dan Ust Daus atas nasehat dan bimbingannya.
Dari dulu, kajian Ust Nadhif selalu membawa hikmah yg dalam, merasuki jiwa 😊
____________
Komentar
Posting Komentar