MADU OBAT DARI WAHYU




 ๐Ÿฏ๐Ÿฏ๐Ÿ *﷽* ๐Ÿ๐Ÿฏ๐Ÿฏ


*MADU OBAT DARI WAHYU*


Madu adalah obat tingkatan tertinggi, berdasarkan firman Allah Ta'ala: _"Di dalamnya (madu) terkandung obat bagi manusia."_ 

(An-Nahl [16]: 69) 


Nabi Muhammad ๏ทบ juga menyebut madu sebagai obat untuk segala penyakit. ๐Ÿ“


Dari Abu Sa'id Al-Khudri r.a, dia berkata, "Seorang lelaki datang kepada Nabi Muhammad lantas dia berkata, _'Sesungguhnya saudara laki-lakiku mengeluhkan sakit diare."_


Kemudian Rasulullah ๏ทบ bersabda, _'Minumilah dia dengan madu.'_ ๐Ÿฏ


Kemudian lelaki itu datang lagi kepada beliau sembari mengatakan, _'Saya sungguh sudah memberinya minum dengan madu, tetapi dia tetap saja diare.'_ ๐Ÿค”


Rasulullah ๏ทบ bersabda kepada dia seperti itu sampai tiga kali. Kemudian dia datang untuk kali keempat, maka beliau bersabda, _'Minumilah dia dengan madu.'_ ๐Ÿ˜Š


Orang itu berkata, _'Sesungguhnya saya sudah memberinya minum dengan madu, tetapi itu hanya menambahinya sakitnya.'_ ๐Ÿ˜ณ


Rasulullah bersabda, _'Allah Mahabenar dan perut saudaramu itulah yang berdusta.'_ ☺️


Kemudian orang itu memberi minum madu saudaranya, lalu saudaranya itu sembuh." ๐Ÿฅฐ๐Ÿค—

(HR. Muslim)


Dalam riwayat yang lain, _"Sesungguhnya saudaraku tidak sehat perutnya," maksudnya terjadi kerusakan pada sistem pencernaan dan mengalami sakit perut._ 


Nabi Muhammad ๏ทบ memberitahu obatnya berupa madu, karena sakit perutnya itu disebabkan oleh disfungsi alat pencernaan. Oleh karena itu beliau menyuruhnya meminum madu, untuk menghilangkan sisa makanan yang menumpuk di sekeliling perut dan usus, karena madu bisa menggelontor dan menghilangkan sisa makanan. ๐Ÿ“


Pada perut besar (lambung) itu seringkali terdapat zat-zat sisa yang melekat padanya, sehingga menghalangi keberadaan makanan di situ karena banyaknya zat yang melekat tersebut. ๐Ÿ“


Unsur-unsur yang melekat itu adalah sisa makanan yang bentuknya seperti beludru sutra yang ditempeli oleh campuran- campuran residu. Hal itu merupakan makanan yang paling merusak. ๐Ÿ“


Obatnya dan yang dapat melenyapkannya adalah madu. Madu adalah obat terbaik untuk mengatasi keadaan seperti ini, terutama bila dicampur dengan air hangat.๐Ÿ“☺️


Untuk mengulangi minum madu ada aturan medisnya, yakni dengan menggunakan prinsip: obat itu harus sesuai dengan penyakit yang diobati, baik volume maupun kuantitasnya. Jika kadar dan kuantitas obatnya kurang dari kadar dan kuantitas penyakitnya maka dia tidak akan dapat menghilangkannya secara total. Demikian pula halnya bila obatnya terlalu banyak, maka akan menimbulkan bahaya yang lainnya. ๐Ÿ“


Tatkala Nabi Muhammad ๏ทบ memerintah seorang sahabat beliau agar memberi minum temannya dengan madu, lalu dia tidak memberinya dengan kadar yang memadai untuk menyembuhkan penyakit, maka dia harus bolak-balik menemui Nabi Muhammad ๏ทบ sampai akhirnya Nabi Muhammad ๏ทบ menyuruhnya mengulangi lagi sampai pada kadar yang memadai untuk mengalahkan penyakit. ๐Ÿ˜Š


Ketika kadarnya sudah memadai untuk melawan penyakit, maka penderita sakit itu sembuh, dengan izin Allah Ta'ala. Pemakaian obat dengan dosis yang tepat dan cara yang benar sesuai kadar dan kekuatan penyakit maupun penderita merupakan kaidah medis terpenting. ๐Ÿค—


Pada sabda Nabi Muhammad ๏ทบ, _"Allah Mahabenar dan perut saudaramu itu bohong,"_ terkandung isyarat bahwa manfaat obat ini pasti dapat direalisasikan. Adapun masih bercokolnya penyakit pada tubuh penderita itu bukan karena kelemahan obat, tetapi karena kebohongan perut penderita dan banyaknya elemen yang rusak di dalamnya. ๐Ÿ“ 


Oleh karenanya Rasulullah menyuruhnya untuk mengulangi minum madu, tujuannya untuk menyempurnakan proporsinya dan mengalahkan penyakit yang bercokol. ๐Ÿ“๐Ÿค—☺️


*_*Bagian Pertama....._*



┉━┉━❀๐Ÿ๐Ÿฏ *﷽* ๐Ÿฏ๐Ÿ❀━┉━┉


*MADU*


Madu adalah obat tingkatan tertinggi, berdasarkan firman Allah Ta'ala: _"Di dalamnya (madu) terkandung obat bagi manusia."_ (An-Nahl [16]: 69) ๐Ÿฅฐ


Nabi Muhammad ๏ทบ juga menyebut madu sebagai obat untuk segala penyakit. ๐Ÿ“☺️


Pengobatan Nabi itu tidak seperti pengobatan medis barat para dokter, karena Pengobatan Nabi merupakan ketetapan ilahi yang bersumber dari wahyu, pelita kenabian, dan kesempurnaan akal. Yang mendapatkan manfaat dari Pengobatan Nabi hanyalah orang yang menerimanya dengan penerimaan total dan keyakinan kuat terhadap keberhasilan pengobatan itu. ๐Ÿ“


Penerimaan itu tidak akan sempurna kecuali dengan iman dan kepatuhan dengan berserah diri kepada Allah ๏ทป. 

Pengobatan Nabi hanya sesuai bagi tubuh yang baik. Terapi Al-Qur'an akan tepat bagi ruh dan hati yang hidup. ๐Ÿ˜Š


Dengan kata lain, manfaat akan terwujud ketika ada kebenaran akidah, kekuatan keyakinan, dan keikhlasan dalam iman kepada Allah ๏ทป yang menurunkan Al-Qur'an Al-Karim. 

Benarlah Rasul ๏ทบ yang dikaruniai dengan _jawami'ul bayan_ (kemampuan memberi penjelasan yang singkat tetapi padat dan komprehensif). ๐Ÿฅฐ


Pada kitab Zรขd Al-Ma'รขd, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan hadits tersebut dengan berkomentar, _"Madu adalah makanan bergizi sebagaimana makanan bergizi lainnya, obat di antara obat-obatan yang lainnya, minuman di antara berbagai minuman yang ada, yang manis di antara makanan manis lainnya, cairan yang melegakan sebagaimana cairan yang lainnya, tetapi tiada sesuatu pun yang diciptakan untuk kita yang sepadan dan melampaui dari kandungan berkasiat yang terdapat pada madu, bahkan tiada pula yang setara atau mendekatinya, dan tiada yang lebih dipercayai oleh orang-orang terdahulu daripada minuman itu."_ ๐Ÿ“


Nabi Muhammad ๏ทบ meminumnya dengan dicampur air sebelum makan apapun dan beliau menghasung umat Islam untuk melakukannya juga. ๐Ÿ“


Dari Abu Hurairah r.a secara marfu' (Rasulullah ๏ทบ bersabda), _"Barangsiapa yang minum madu dalam tiga pagi (tiga kali) pada setiap bulan, maka dia tidak akan ditimpa bala' (penyakit) yang besar."_

(HR. Ibnu Majah) 

Pada hadits yang lain: "Kalian harus melazimi dua obat: madu dan Al-Qur'an." (HR. Ibnu Majah) ๐Ÿ“


Dengan demikian, terhimpunlah antara terapi manusiawi dan terapi ilahi, antara terapi badani dengan terapi ruhani, antara pengobatan yang bersumber dari bumi dengan pengobatan langit. ๐Ÿค—


Mukjizat Al-Qur'an Al-Karim itu tak pernah habis. Ilmunya senantiasa dapat ditelaah dari waktu ke waktu oleh sekian banyak orang dan selalu memunculkan ilmu yang baru. 


Semua itu sebagai pembenaran firman Allah ๏ทป : _"Kami akan perlihatkan tanda-tanda kekuasaan kami di segala penjuru dan pada diri mereka sendiri, sampai menjadi jelas bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah kebenaran."_ (Fushshilat [41]: 53) ๐Ÿฅฐ๐Ÿ˜


Inilah hakikat ilmiah dan ayat-ayat alam semesta, yang diimani oleh para pendahulu kita dengan keimanan yang mendalam dan sempurna. Ilmu di masa sekarang ini datang untuk menjelaskan kepada kita sisi yang dapat diindera dari mukjizat ilahiyah ayat-ayat Al-Qur'an Al-Karim. Walau demikian, tetap saja di antara manusia ada yang mengingkari dan membantah nikmat Allah ๏ทป dan ayat-ayat-Nya yang menunjukkan keagungan kekuasaan-Nya dengan jelas tersebut. ☺️


Auf bin Malik bin Abu Auf Al-Asyja'i beriman kepada Al Qur'an Al-Karim dengan seluruh isinya. Tatkala Auf menderita sakit pada suatu hari, ditanyakan kepada dia, "Maukah engkau bila kami mengobatimu?" Dia menjawab, "Bawakan air kepadaku, karena Allah Ta'ala berfirman, _'Dan Kami turunkan dari langit air yang dibarakahi.'_ (Qรขf [50]: 9) 


Bawalah madu kepadaku, karena Allah Ta'ala berfirman, _'Di dalamnya (madu) terkandung obat bagi manusia'."_ 


Kemudian Auf berkata lagi, "Bawakan zaitun kepadaku, karena Allah Ta'ala berfirman, _'Pohon yang dibarakahi, Zaitun.'_ (An-Nรปr [24]: 35)" 


Orang-orang kemudian datang kepadanya dengan membawa semua yang dia minta. Lantas dia mencampurnya menjadi satu lalu meminumnya, kemudian dia sembuh. ๐Ÿค—๐Ÿ˜Š


Pada kisah yang berbeda, Tatkala Abdullah bin Umar ditanya pada suatu hari, "Apakah kamu mempunyai obat selain madu?" Dia menjawab, "Sesungguhnya madu adalah obat segalanya." ๐Ÿ“


Dia mendasarkan keyakinannya dengan firman-Nya: _"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an itu sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."_ ๐Ÿฅฐ


Allah juga berfirman tentang lebah, _"Dari perutnya keluar minuman yang beraneka warnanya. Di dalamnya terkandung obat bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”_ (An-Nahl [16]: 69)๐Ÿค—๐Ÿฅฐ


Madu itu sudah mencukupi bagi penderita sakit, sehingga dia tak perlu dokter, kamar operasi, maupun apotik. ๐Ÿ“


Begitulah, ketika orang yang sakit meyakini bahwa di dalam madu itu terkandung kesembuhannya, maka Allah dengan keyakinan si penderita itu pasti akan menyembuhkan dan menyehatkannya dari segala penyakit. ☺️


*_*Bagian Akhir....._*


           ┉━┉━❀ *๐Ÿ’ ๐Ÿ’ ๐Ÿ’ ๐Ÿ’ ๐Ÿ’ *❀━┉━┉



Komentar

Postingan populer dari blog ini

113 ciri gangguan jin Muslimah harus tau, Ciri ciri gangguan jin dan kejiwaan

TANDA-TANDA RUMAH KITA ADA JIN

membenahi" situasi dan keadaan anak :