Cool di Luar Rumah, Tapi Garang Saat Di Rumah..
*Cool di Luar Rumah, Tapi Garang Saat Di Rumah....*
By. M. Nadhif Khalyani
Sebagian cerita kita di Rumah kadang tidak seperti saat di luar rumah.
Tidak sedikit, diantara kita seperti punya kepribadian ganda. Kadang saat bersama orang lain, sosok kita terlihat cool, tenang, menyenangkan, hingga semua orang menilai positif pada diri kita.
Tetapi orang-orang terdekat, yang dirumah, justru melihat sosok kita sebagai orang yang menakutkan, garang, ketus, omongan menyakitkan dan lainnya.
Mungkin "faktor resiko" yang mempengaruhi hal itu.
_Resiko?_
Iya, resiko kerja yang perlu menjalin relasi, status yang perlu dipertahankan, nama baik yang perlu dijaga, hingga soal eksistensi dihadapan orang banyak.
Kita, menjadi sosok semu, demi sesuatu yang semu.
Sesuatu yang semu tetap akan kembali pada aslinya.
Di tempat yang tidak membutuhkan kesemuan, kita pasti kembali pada aslinya, siapa diri kita. *Yakni, saat kita di rumah.*
Maka benar, keluarga adalah tempat kita yang paling hakiki.
Disana tidak ada kesemuan, disana kita tampil apa adanya.
Tanpa takut kehilangan status dan nama baik.
Sungguh menakjubkan saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik bagi keluarganya. Dan aku orang yang paling baik bagi keluargaku” [HR. At Tirmidzi no: 3895 dan Ibnu Majah no: 1977 dari sahabat Ibnu ‘Abbas. Dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no: 285].
Yup, tempat keaslian itu adalah keluarga.
*Kita, saat di keluarga*, disitulah siapa kita sebenarnya.
Disitu tidak ada jaim, tidak ada resiko pekerjaan yang ditakutkan, tidak ada status dan nama baik yang perlu dikhawatirkan.
Kita bebas bicara, bersikap, berbuat di rumah kita sendiri.
Tetapi benarkah diri rumah tidak ada resiko?
Justru, di rumah-lah ada resiko yang sebenarnya, karena kita tinggal bersama mereka selamanya, ikatannya tidak sementara, yang bisa diakhiri setiap saat.
_Memang tidak ada nama baik yang perlu dijaga, tapi ingatannya tentang kita, tidak pernah bisa hilang sepanjang usia._
_Memang tidak ada status yang perlu dipertahankan, tetapi hujatan atau pujiannya tentang kita langgeng dalam jiwa_
_Memang tidak ada resiko pekerjaan, tetapi efek buruknya merusak perjalanan hidup orang disekitarnya._
Apa jalan keluarnya?
Yang pokok adalah kesadaran bahwa ada "ketidakberesan" dalam diri kita, tidak menganggap _fine-fine_ saja perbedaan sikap di rumah dan di luar rumah.
Jika belum mampu, yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak istighfar...
Imam Ahmad meriwayatkan hadits Dari Hudzaifah Radhiyallohu 'anhu, yang berkata _*"Aku bicara buruk kepada keluargaku Dan tidak mengucapkannya kepada kepada orang lain,*_ kemudian aku sampaikan kepada Rasulullah _Shallallohu 'alaihi wa sallam._
Beliau bersabda, _"Kenapa engkau tidak ber-istighfar, hai Hudzaifah, karena sesungguhnya aku ber-istighfar kepada Alloh setiap hari sebanyak seratus kali._ (Musnad Ahmad 5/396)
Masih ingat program 1-3 yang pernah kita bahas di awal grup Sahabat Langit?
Ini salah satu alasannya.
Mari kita ulang mengamalkan kembali program-program tersebut.
Baarakallohu fiikum.
------
Mari Saling berbagi, saling menguatkan di grup QERM. _(yg sdh join tdk perlu klik link)_
Yang belum bergabung, silahkan *JOIN DI SALAH SATU* link berikut :
Sahabat Langit 1.
https://chat.whatsapp.com/KiChWcWF2sA7nWjmqx5T02
Sahabat Langit 2.
https://chat.whatsapp.com/BynNgBulYbX3Ba8weHfYVP
Sahabat Langit 3
https://chat.whatsapp.com/GmW080gfoN165OGKRMEY97
Note : DILARANG KERAS SPAMMING DAN BERJUALAN
Komentar
Posting Komentar