Mengajari Ananda Menjawab Ejekkan Dengan Elegan*
*Mengajari Ananda Menjawab Ejekkan Dengan Elegan*
By. M. Nadhif Khalyani
Bersitegang dengan kawan, tentu tidak baik. Tidak ada yang menginginkan perselisihan.
Pada sebagian orang, memilih untuk berdiam diri, dan bersabar atas ejekan orang lain. Meskipun kita tidak tahu, ia memilih bersabar karena mengharap pahala, atau karena tidak ada pilihan selain diam.
Pada orang yang benar-benar ikhlas dalam kesabaran-nya, semua trauma bisa hilang cukup dengan cara ini.
Begitu besar pahala kebaikan yang akan ia dapatkan dengan pilihan sikap ini, In syaa Alloh.
Namun pada sebagian orang, sungguh berat untuk bisa melakukannya.
Rasanya ingin membalas ejekan dengan 1000 ejekan. Lega rasanya.
Tp itu hal yang buruk. Masalah tidak akan selesai, mungkin justru semakin berlarut dan membesar.
Dan, kita sendiri yang akan menanggung dosa karena berlebihan dalam membalas.
Abu Hurairah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, "Apabila ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang diucapkan oleh keduanya itu, dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai cacian selama orang yang dizalimi itu tidak melampaui batas." (Shahih Muslim 4688)
Disinilah persoalan muncul, yakni _boleh membalas tetapi tidak berlebihan._
Karena, sangat sulit untuk adil dan terkendali, tidak berlebihan dalam situasi berselisih, terlebih lagi dalam kondisi didzolimi.
*_Berlatih menahan diri, jika pun membalas, secukupnya saja, dengan cara elegan._*
Mungkin itu jalan keluarnya. Gambarannya seperti ini
Dari Ikrimah mengutip dari Ibnu Abbas, "Sesungguhnya Shafiyah binti Hay bin Akhthab datang kepada Rasulullah Shallallohu 'Alaihi Wa Sallam, lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya perempuan-perempuan itu mengejekku, dan mereka mengatakan kepadaku, _"Wahai wanita Yahudi, anak perempuan orang Yahudi."_
Rasulullah _Shallallohu 'Alaihi wa Sallam_ kemudian bersabda, _"Mengapa engkau tidak katakan, Sesungguhnya ayahku adalah Harun, pamanku adalah Musa, dan suamiku adalah Muhammad."_ Kemudian Alloh menurunkan ayat ini, Surah Al Hujurat ayat 12
(Tafsir Qurthubi Surah Al Hujurat ayat 12)
Memunculkan ide cara menjawab, melihat Sisi kelebihan, melihat sisi positif, sebenarnya bukan semata-mata untuk membalas ejekan orang lain. Tetapi itu adalah cara sangat smart untuk membangkitkan pikiran positif atas diri sendiri. Mampu melihat dan merasakan bahwa kita tidak seperti yang diucapkan orang lain.
Situasi batin positif inilah yang sejatinya sangat berharga. Agar kita tidak _insecure_ atas penilain orang lain.
Jika pada orang dewasa spt itu rumit-nya situasi batin menghadapi ejekkan, maka bagaimana dengan anak-anak?
Disinilah orang tua perlu banyak berbincang dengan ananda, untuk meng-eksplore situasi batinnya. Karena mereka sangat membutuhkan arahan, support untuk bisa mengendalikan diri, dan menetralisir emosinya
Baarakallohu fiikum
Komentar
Posting Komentar