Materi Tauhid | Ruqyah Syar'iyyah
Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimus shalihat
Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa shol laita ‘alaa ibraahiim, wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa azwaajihi wa dzurriyyatihi kamaa baarokta ‘alaa ibraahiim innaka hamiidum majiid.
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيرِ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ
_Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Alloh…_ [al-Mâidah/5:3]
Materi Tauhid | Ruqyah Syar'iyyah : _*Tahukah anda menembelih hewan untuk kesembuhan atas permintaan jin membuat anda menjadi murtad...?*_
لَعَنَ اللَّهُ مَنْ ذَبَحَ لِغَيْرِ اللَّهِ
_Alloh melaknat orang yang menyembelih untuk selain Alloh_ [HR. Muslim no. 1978]
Imam Nawawi rahimahulloh menjelaskan hakekat penyembelihan untuk selain Alloh Azza wa Jalla dan hukum pelakunya: _“Yang dimaksud dengan penyembelihan untuk selain Allah adalah: penyembelihan dengan menyebut nama selain Alloh Azza wa Jalla, seperti orang yang menyembelih untuk (mengagungkan) berhala, salib, nabi Musa, nabi Isa ‘alaihimassalam, Ka’bah dan lainnya. Ini semua hukumnya haram, hasil sembelihannya tidak halal, baik si penyembelih beragama Islam, Nasrani ataupun Yahudi. Ini telah dinyatakan oleh Imam Syafi’i rahimahullah dan disepakati ulama Syafi’iyyah. Apabila tujuannya untuk mengagungkan dan beribadah kepada obyek yang dituju maka perbuatan itu dikategorikan *kufur*. Jika si penyembelih beragama Islam, maka ia dianggap *murtad*”_
📚 Syarhun Nawawi ‘ala Shahih Muslim 13/141
Bila perkataan *Imam Nawawi* rahimahulloh tersebut dicermati, maka akan kita dapati bahwa beliau menjadikan penyembelihan untuk selain Alloh Azza wa Jalla –siapapun obyek yang dituju- tidak lepas dari dua kondisi.
*Pertama,* ditujukan untuk taqarrub (ibadah) kepadanya dan ini _*hukumnya syirik besar yang sangat nyata, pelakunya menjadi murtad*_ karenanya.
*Kedua,* penyembelihan itu dengan menyebut salah satu nama makhluk, bukan untuk taqarrub padanya, perbuatan ini juga *haram* berdasarkan pendapat ulama Syafi’iyyah juga pernyataan Imam Syafi’i rahimahullah. *Hasil sembelihan tersebut juga tidak halal*, dengan tanpa mempertimbangkan agama si penyembelih maupun nama yang disebutkan saat menyembelih.
📚 Juhud asy-Syafi’iyyah Fi Taqriri Tauhidul Ibadah hlm. 475 dengan sedikit peringkasan.
Substansi pernyataan Imam Nawawi rahimahulloh tentang _*murtadnya* orang yang menyembelih untuk dipersembahkan sembelihannya kepada selain Alloh Azza wa Jalla,_ ternyata juga diungkapkan oleh ar-Rozi rahimahullah dari para ulama lainnya. Beliau menjelaskan: _“ *Para ulama berkata:* Seandainya seorang Muslim menyembelih binatang sembelihan dan bertujuan untuk taqarrub kepada selain Alloh Azza wa Jalla, *maka ia dianggap murtad dan sembelihannya dihukumi sembelihan orang murtad*”_
📚 Tafsir ar-Rozi 5/12
Sebagian orang mungkin akan menolak vonis kufur terhadap praktek persembahan tumbal dengan binatang yang disembelih kepada jin dan lainnya dengan _dalih bahwa orang-orang yang menyembelih sembelihan itu ketika melakukan penyembelihan menyebut nama Allah Azza wa Jalla (mengucapkan basmalah). *Bagaimana bisa disebut menyembelih untuk selain Alloh Azza wa Jalla?*_
*Jawabannya:* jika memang demikian yang terjadi berarti ada perbedaan antara keyakinan hati dan ungkapan lisan. Dalam kondisi seperti ini yang dijadikan sebagai ukuran adalah apa yang diyakini hati, bukan apa yang dilontarkan lisan. Ini merupakan kaedah umum dalam seluruh amal ketaatan.
📚 Cermati: Mukhtashar Khalil (hlm. 28).
*Alasan pengharaman perbuatan tersebut kembali kepada niat.* Penyebutan nama Allah Azza wa Jalla dengan lisan dalam keadaan hati berniat untuk selain-Nya; tidak merubah status hukum keharaman. *Imam Ibnu Katsir rahimahulloh* telah menyatakan secara tegas _bahwa menyembelih sembelihan dengan menyebut nama Alloh Azza wa Jalla namun dalam keadaan hati bertujuan untuk mempersembahkannya kepada selain-Nya *tetap merupakan perbuatan syirik.*_
Komentar
Posting Komentar